Back to News
Sebulan Pertama Coretax DJP

CoreTax DJP: Sebulan Pertama Peluncurannya

INDOPAJAK.ID, Jakarta – Sebulan pertama sudah Coretax DJP lewati dan dirasakan oleh seluruh wajib pajak Indonesia. Bagaimana opini Indopajak terkait ini? Indopajak sudah merangkum untuk anda.

Sekilas Coretax DJP

Sejak diluncurkan pada 1 Januari 2025, CoreTax—sistem perpajakan digital terbaru yang diusung oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)—telah menjadi sorotan utama dalam dunia perpajakan Indonesia. Sistem ini digadang-gadang sebagai solusi revolusioner untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kepatuhan pajak. Namun, dalam satu bulan pertama sejak peluncurannya, CoreTax menghadapi berbagai tantangan dan kritik yang perlu segera diatasi. Artikel ini akan membahas isu-isu terkait CoreTax, permasalahan yang muncul, serta update terbaru seputar implementasinya, dilengkapi dengan analisis mendalam sebagai penulis pajak.

Janji dan Realita Coretax DJP

CoreTax hadir dengan janji besar: menyederhanakan proses perpajakan, mengurangi beban administrasi, dan memangkas potensi korupsi melalui sistem yang terintegrasi secara digital. Sistem ini ada untuk menggantikan sistem lama yang ternilai ketinggalan zaman dan rentan terhadap kesalahan manusia. Dalam bulan pertama, DJP melaporkan bahwa lebih dari 1 juta wajib pajak telah mencoba menggunakan CoreTax, dengan tingkat kepuasan awal mencapai 70% berdasarkan survei internal.

Namun, di balik angka-angka yang terlihat positif, realita di lapangan menunjukkan sejumlah kendala. Banyak wajib pajak, terutama pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), mengeluhkan kesulitan dalam mengakses dan memahami sistem baru ini. Beberapa bahkan melaporkan kesalahan teknis, seperti data yang tidak terintegrasi dengan baik atau kendala server saat peak hour. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah CoreTax benar-benar siap untuk digunakan secara massal?

Permasalahan Sebulan Pertama Coretax DJP

Salah satu isu utama yang muncul dalam bulan pertama adalah ketidaksiapan infrastruktur digital. Banyak wilayah di Indonesia, terutama di daerah terpencil, masih mengalami kendala jaringan internet yang lambat atau tidak stabil. Hal ini membuat proses pengisian dan pelaporan pajak menjadi lebih rumit daripada sebelumnya. Selain itu, kurangnya sosialisasi juga menjadi masalah serius. Banyak wajib pajak merasa tidak cukup tersiapkan untuk beralih ke sistem baru ini, sehingga mereka cenderung melakukan kesalahan dalam pelaporan.

Menanggapi hal ini, DJP telah merilis beberapa update penting. Pertama, mereka memperpanjang masa transisi dari sistem lama ke CoreTax hingga Maret 2025. Kedua, DJP meningkatkan kapasitas server dan menyediakan layanan bantuan teknis 24/7 untuk membantu wajib pajak yang mengalami kendala. Selain itu, DJP juga menggelar serangkaian webinar dan pelatihan online untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang CoreTax.

Meskipun upaya ini patut terapresiasi, respons DJP ternilai masih belum cukup cepat. Banyak ahli perpajakan, termasuk penulis, berpendapat bahwa DJP seharusnya melakukan uji coba lebih intensif sebelum meluncurkan CoreTax secara nasional. Uji coba terbatas di kota besar mungkin tidak cukup untuk mengidentifikasi semua potensi masalah yang akan terhadapi di seluruh Indonesia.

Harapan Pengguna Terkait Coretax DJP

Sebagai penulis, saya melihat bahwa CoreTax memiliki potensi besar untuk mentransformasi sistem perpajakan Indonesia. Namun, potensi ini hanya bisa terwujud jika semua tantangan di atas teratasi dengan baik. Berikut adalah beberapa rekomendasi yang ada:

Perluasan Infrastruktur Digital: Pemerintah perlu bekerja sama dengan penyedia layanan internet untuk memperluas jaringan ke daerah-daerah terpencil. Tanpa infrastruktur yang memadai, CoreTax tidak akan bisa berfungsi secara optimal.

Sosialisasi yang Lebih Intensif: DJP harus meningkatkan upaya sosialisasi, tidak hanya melalui webinar, tetapi juga melalui media tradisional seperti radio dan televisi. Sosialisasi ini harus mencakup panduan langkah demi langkah yang mudah bagi semua kalangan.

Peningkatan Kapasitas SDM: DJP perlu melatih lebih banyak staf untuk memberikan bantuan teknis kepada wajib pajak. Selain itu, pelatihan ini juga harus mencakup cara menghadapi situasi darurat, seperti server down atau kesalahan data.

Evaluasi Berkala: DJP harus melakukan evaluasi berkala setiap bulan untuk mengidentifikasi masalah baru dan segera mengambil tindakan korektif. Feedback dari wajib pajak juga harus menjadi prioritas utama dalam proses evaluasi ini.

Kesimpulan

CoreTax adalah langkah maju yang patut terapresiasi dalam upaya modernisasi sistem perpajakan Indonesia. Namun, bulan pertama sejak peluncurannya menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus terselesaikan. Dengan memperbaiki infrastruktur, meningkatkan sosialisasi, dan melibatkan semua pemangku kepentingan, CoreTax memiliki peluang besar untuk menjadi game changer dalam dunia perpajakan Indonesia. Ayo optimis, CoreTax dapat terbukti sebagai solusi yang efektif bagi semua wajib pajak.

Jika Anda memiliki pertanyaan terkait pajak perusahaan, Anda bisa hubungi Indopajak dan gunakan kode IDPJKARTKL untuk konsultasi gratis.

Share this post

Back to News
WhatsApp chat