PPh Final 0,5% Wajib Pajak
INDOPAJAK.ID, Jakarta – PPh Final 0,5% bagi wajib pajak adalah salah satu fitur kebijakan pajak yang bisa terasa oleh semua kalangan yang memenuhi syarat. Bagaimana mekanismenya? Apa syaratnya? Dan bagaimana masa berlakunya? Indopajak sudah merangkum untuk anda.
Apa itu PPh Final 0,5%?
PPh Final 0,5% adalah kebijakan pajak yang memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang memiliki omzet tidak lebih dari Rp 4,8 miliar per tahun.
Dengan kebijakan ini, pajak penghasilan yang tertagih hanya sebesar 0,5% dari total omzet atau penghasilan bruto. Kebijakan ini bertujuan untuk meringankan beban pajak bagi usaha kecil dan menengah (UKM), serta menyederhanakan proses perhitungan pajak.
Cara Pemanfaatan PPh Final 0,5%
Wajib Pajak yang ingin memanfaatkan PPh Final 0,5% harus terdaftar sebagai Wajib Pajak yang memenuhi syarat, dengan omzet tahunan maksimal Rp 4,8 miliar.
Pajak sebesar 0,5% dari omzet terlapor dan terbayar setiap bulan melalui e-Billing yang Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah sediakan.
Pembayaran PPh Final terealisasi dengan menggunakan kode billing tertentu yang sesuai dengan jenis usaha. Setiap bulan, Wajib Pajak membayar pajak sebesar 0,5% dari omzet bulan tersebut.
Masa Berlaku PPh Final 0,5%
Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, kebijakan pajak ini dapat mereka manfaatkan selama jangka waktu 7 tahun. Selama tujuh tahun berturut-turut sejak pertama kali menggunakan fasilitas ini, Wajib Pajak memiliki keleluasaan memanfaatkan tarif PPh Final 0,5%. Masa ini ada dengan harapan mereka dapat mengembangkan usahanya secara maksimal sebelum beralih ke skema perpajakan yang kompleks. Wajib Pajak tetap melaporkan dan membayar pajak berdasarkan omzet bulanan mereka, namun dengan tarif yang lebih ringan dibandingkan skema umum.
Wajib Pajak Badan yang berbentuk Badan UKM memiliki masa berlaku selama 4 tahun untuk memanfaatkan tarif PPh Final 0,5%. Periode ini dimulai sejak Wajib Pajak Badan pertama kali menggunakan kebijakan ini. Badan Usaha diberi kesempatan untuk tumbuh dan menguatkan posisinya di pasar dengan beban pajak yang lebih ringan. Setelah empat tahun berakhir, Wajib Pajak Badan harus siap untuk melakukan pembukuan lebih rinci dan melaporkan pajak penghasilan berdasarkan laba bersih, sesuai dengan ketentuan perpajakan umum.
Wajib Pajak Badan yang berbentuk firma, masa berlaku kebijakan ini lebih singkat, yaitu hanya 3 tahun. Dalam jangka waktu tiga tahun tersebut, entitas-entitas ini diharapkan dapat memanfaatkan tarif PPh Final 0,5% secara optimal untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan usaha mereka. Setelah masa tiga tahun ini berakhir, koperasi, persekutuan, atau firma wajib beralih ke sistem perpajakan yang lebih komprehensif dan menyesuaikan dengan ketentuan umum perpajakan, termasuk melakukan pembukuan dan pelaporan yang lebih mendetail berdasarkan keuntungan bersih.
Setelah masa berlaku ini berakhir, Wajib Pajak harus mengikuti ketentuan umum perpajakan dan tidak lagi dapat menggunakan skema PPh Final 0,5%.
Dasar Hukum PPh Final 0,5%
PPh Final 0,5% ada berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018. Peraturan ini berlaku sebagai pengganti PP Nomor 46 Tahun 2013, yang sebelumnya mengatur PPh Final dengan tarif 1%. Perubahan pemerintah lakukan untuk memberikan kemudahan dan keringanan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam memenuhi kewajiban perpajakan mereka.
Jenis Usaha Yang Memenuhi Syarat
- Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memiliki omzet maksimal Rp 4,8 miliar per tahun.
- Toko kelontong, kios, pedagang pasar.
- Jasa profesional skala kecil (contoh: jasa desain grafis, konsultan yang bukan dalam bentuk badan hukum besar).
- Usaha dagang atau manufaktur kecil.
- Usaha kuliner seperti warung makan, kedai kopi skala kecil.
Jenis Usaha Yang Tidak Memenuhi Syarat
- Perusahaan yang tidak termasuk kategori UMKM: Usaha dengan omzet lebih dari Rp 4,8 miliar per tahun tidak berhak menggunakan PPh Final 0,5%.
- Usaha yang berstatus Wajib Pajak Badan dengan laporan keuangan: Seperti perusahaan besar, PT yang sudah wajib mereka audit.
- Jenis pekerjaan tertentu yang tidak termasuk oleh PP 23 Tahun 2018: Contohnya, profesi dokter, pengacara, dan akuntan publik yang menjalankan praktik secara mandiri.
PPh Final 0,5% memberikan kemudahan dan keringanan pajak bagi Wajib Pajak UMKM dengan omzet di bawah Rp 4,8 miliar per tahun. Kebijakan ini berlaku untuk jangka waktu tertentu, tergantung pada jenis usaha dan status Wajib Pajak. Wajib Pajak yang memenuhi syarat dapat dengan mudah memanfaatkan kebijakan ini untuk mengoptimalkan kewajiban perpajakan mereka dengan cara yang sederhana dan ringan.
Jika Anda memiliki pertanyaan terkait pajak perusahaan, Anda bisa hubungi Indopajak.